saat surat itu kau buka kemarin kau terkesiap; saat berpacu dengan waktu ternyata telah usai kau sadar kini berdiri di tubir kekalahan kau akan berjalan sendiri di gelap hutan berlindung di bawah payung hitam dari kekalnya hujan mengingat tafsir yang kau baca berulang-ulang saat kau duduk dengan lampu kecil di surau itu saat kau lakukan […]
Read More →Segi Tiga
on May 23, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
1/ Syahdan, karena kelelahan, dewa itu beristirahat di tepi perigi tua cabang cabang beringin yang berjuntai jatuh ke tanah berdesir bersama angin lembut bermahajaya membuatnya tertidur pulas sampai bermimpi tentang asmara. Air mani nya pun jatuh ke perigi dan dilahap seekor ikan yang kelaparan. Beberapa saat kemudian ia terbangun dan meneruskan perjalanan 2/ Siang itu, […]
Read More →Sungai Kedengkian
on May 23, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
Bermula dari suatu ingkar yang membersit bersama cahaya pertama di ufuk Dengki ditemukan lewat ganjaran diri yang tidak mau tanggung-tanggung Ia kemudian sibuk mencari arti di luar pintu penjara hati yang lapuk yang dengan sengit tak pernah merendah yang diam-diam menaburkan serbuk keraguan yang walau merasa keliru atas keniscayaannya ia tetap saja merayap di lingkar […]
Read More →Engkau Yang Pergi
on May 3, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
Aku ingin membahasakan dengan sederhana tentang suara yang memanggilmu dari langit tadi pagi, lewat burung terbang malam yang sayap-sayapnya ribut berkepak, bergegas terbang menghindari hujan yang mulai turun. Rahasia itu sebenarnya sangat sederhana dan gampang dibahasakan, karena isyaratnya adalah suatu tanda kekalahan kita semua: yang tergambar dengan jelas saat ibumu mencari popok beruk keli. Maka […]
Read More →Kita Tunggu Cinta Jatuh di Ujung Dunia
on May 2, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
Kita tunggu cinta jatuh di ujung dunia sia-sia, jatuh terkapar di pelabuhan kecil di ujung dunia sendirian, jatuh dalam riak gelombang di ujung dunia Walau tiada kabarnya kita tetap tunggu cinta jatuh di ujung dunia Sementara di laut gelombang pasang, riak air liar berkejaran langit jadi kelabu tua dan angin bersiut menusuk tajam membentur dinding […]
Read More →Sangsi
on April 29, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
Bapak dari sangsi adalah conspiracy theory. Suatu teori yang berkembang kemana-mana, disampaikan oleh si dalang dengan yakin dan keniscayaan, persis seperti film-film Oliver Stone. Kebenarannya biasanya dipanjang-pendekkan, dilebih-lebihkan, dibuat-buat biasanya untuk sensasi, dan biasanya diakhiri dengan kesimpulan yang menggantung ngeri mencekam. Sebagai suatu urban-myth, sebuah conspiracy theory malam itu muncul dari mulut Pak S. Di […]
Read More →La Pluie du Matin
on April 28, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
Syahdan, bersamaan dengan terbukanya jelaga langit oleh seberkas cahaya di ufuk, ia membisikkan lirih suatu permintaan. Bersamaan dengan turunnya butir kecil airmata dari pelupuk-pelupuk udara, ia ingin mengatakan suatu alasan yang tak seorangpun akan tahu, juga lewat gerimis musim dingin yang mulai turun di luar sana. Ia tidak bisa mengatakan dengan terbuka kepada langit yang […]
Read More →Tanda Centang
on April 27, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, putaran hidup selalu ditengarai dengan tanda centang. Konon, itulah saat kita mulai mengepakkan sayap menuju kehidupan nyata. Umumnya tanda centang itu akan terpampang dalam kita mencentang pilihan : (1)pasangan hidup (2)pekerjaan (3)keturunan (4)kekayaan/penghasilan. Sebagai suatu nilai, tanda centang tersebut tidak lelihatan namun nyata. Tentu saja urutannya bisa dibolak-balik, tergantung dari kemampuan […]
Read More →Bahagia Itu…
on April 25, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
Seorang mahasiswa sophomore menunggu di suatu balairung universitas S. Ia menunggu partner debat terbuka tentang dunia pendidikan yang dia pikir semakin mengasingkan kaum papa. Setelah menunggu sampai 2 jam tidak ada yang muncul, di sore yang kian gelap itu ia memutuskan untuk pulang dan akan menuliskan dengan cara blogging saja. Toh lebih praktis dan bisa […]
Read More →Tugu
on April 22, 2011in The Solemn Solitudetags: The Solemn Solitude
Di tengah padang ilalang sebuah tugu dibangun Sosoknya menjulang dalam sinar pagi, sungguh tampan, disusun dengan batu-bata kehidupan; sebagai tengara petunjuk jalan orang tersesat memburu suara hujan; sebagai arah timur matahari sebagai arah barat rembulan Kini selesai sudah Namun sebaiknya kita runtuhkan saja karena kita telah bosan kita membenci api kobarnya karena mengingatkan tentang kemerdekaan […]
Read More →