Kita
saling berhadapan
dalam pertalian cinta.
Namun diam terbelenggu
memberikan makna sebenarnya.
Suara gendhing di kejauhan, sayup-sayup mengudara
mengiringi perjalanan kita di jalan setapak ke kuburan
orang-orang yang melahirkan kita. Orang-orang yang kita anggap suci.
Kita akan mengirim doa, airmata, sambil mencari peringatan
tentang kekalahan kita yang telah jelas menunggu di sana.
Kukira engkau berbisik samar-samar di telingaku.
Rupanya itu hanya teriakan suara burung gagak
terbang di ranting meranggas, menaungi
perjalanan kita, di kelam senja itu.
Tak urung, dengan naluriku
kucekal erat tanganmu
walau di ekor mata itu
segala arti terlihat
diam di balik
terali
Writings
The Solemn Solitude
- Ketika Waktu Menunjukkan Pukul Nol Posted on: July 29, 2011
- Engkau Menjadi Semua Hal Yang Kau Benci Posted on: July 21, 2011
- Terali Posted on: July 16, 2011
- Pijar Posted on: July 14, 2011
- In the River of Believe Posted on: July 12, 2011
- Di Tepi Sungai Iman Posted on: July 11, 2011
- Tikus Posted on: June 24, 2011
- Arti Posted on: June 23, 2011
- Musabab Kebodohanmu Posted on: June 22, 2011
- Ladang Yang Terbakar Posted on: May 28, 2011
- Selasih Posted on: May 26, 2011
- Segi Tiga Posted on: May 23, 2011
- Sungai Kedengkian Posted on: May 23, 2011
- Engkau Yang Pergi Posted on: May 3, 2011
- Kita Tunggu Cinta Jatuh di Ujung Dunia Posted on: May 2, 2011
- Sangsi Posted on: April 29, 2011
- La Pluie du Matin Posted on: April 28, 2011
- Tanda Centang Posted on: April 27, 2011
- Bahagia Itu... Posted on: April 25, 2011
- Tugu Posted on: April 22, 2011
- Puan Posted on: April 21, 2011
- Rama Obong Posted on: April 20, 2011
- Lagu Rindu Seorang Petualang Posted on: April 19, 2011
- Di Suatu April Pekan Ketiga Posted on: April 18, 2011
- Di Pantaimu Posted on: April 18, 2011